Selasa, 24 April 2012

Perspektif Kebijakan Penanganan Mudik Lebaran


Sebagai tumpuan harapan sebagian besar masyarakat, sangatlah wajar bila kinerja pelayanan pemerintah menjadi sorotan utama selama periode mudik Lebaran pada tahun-tahun mendatang.

Untuk jangka pendek, skenario business-as-usual masih valid untuk dijadikan andalan. Dalam kaitan ini, pemerintah telah bekerja keras untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas, bahkan membangun jalan baru, dengan maksud agar ritual tahunan bernama “mudik Lebaran” dapat berlangsung lancar, manusiawi, nyaman, dan selamat, tanpa ekses yang tidak diharapkan.


Infrastruktur jalan dalam kaitan ini sangatlah vital, sehingga seluruh masyarakat akan dapat menilai kinerja penyelenggaraan pelayanan secara kasat mata.

Namun demikian, untuk jangka menengah dan panjang, skenario lain perlu dipertimbangkan. Untuk jangka menengah, Pemerintah dalam hal ini Departemen PU perlu terus mendorong disepakatinya SISTRANAS agar dapat menjadi acuan pembangunan sektoral bidang transportasi, sekaligus dalam rangka melaksanakan amanat PP No. 26/2008 tentang RTRWN.

Muatan RTRWN telah mengatur keseimbangan pengembangan antar-moda transportasi tersebut sebagai pembentuk struktur ruang nasional. Dengan kedua acuan hukum di atas, maka Departemen PU dapat terus mendorong penguatan sektor transportasi lain yang bersifat massal, khususnya kereta api, yang sekaligus bersifat komplementer dengan jaringan jalan. Dengan demikian akan terjadi pembagian beban yang lebih merata antar-moda transportasi yang tidak hanya bertumpu pada jalan raya, seperti sarana dan prasarana kereta api, pelabuhan laut, dan pelabuhan udara. Pembebanan antar-moda sudah selayaknya dikembangkan sehingga prasana jalan dapat melayani kebutuhan logistik dan pergerakan manusia secara lebih efektif dan efisien.

Untuk jangka panjang, dalam rangka pemerataan beban spasial pada skala makro-nasional sebagaimana telah diamanatkan dalam RTRWN, maka sudah saatnya Pemerintah mulai memikirkan pengurangan beban Jakarta, khususnya, dan Pulau Jawa, umumnya, melalui desentralisasi kegiatan (bukan hanya desentralisasi kewenangan dan sumberdaya yang saat ini terjadi).

Pembentukan struktur ruang wilayah nasional yang lebih efektif dan efisien diharapkan akan dapat terwujud melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi secara bertahap.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu alasan mudik Lebaran adalah daya tarik kawasan perdesaan yang khas. Oleh karenanya, ke depan kawasan perdesaan perlu mempertahankan jati-dirinya yang unik tersebut. Dalam era kota ke depan, maka kawasan perdesaan harus dilihat sebagai warisan sekaligus pinjaman dari anak cucu kita yang harus dipelihara dengan baik. Kita perlu mulai mensosialisasikan pentingnya upaya perlindungan rural heritage, yang terdiri darinatural, cultural and landscape heritage

Sumber:PU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar